Praktikum, skills lab, tutorial, lecture, responsi, cbt. Yaaak, itulah sederat kegiatan akademik mahasiswa di fakultas kedokteran saat ini. Belum lagi ditambah kegiatan organisasi, dan kepanitiaan di sana sini. Sibuk sekali memang. Bagaimana tidak, seorang mahasiswa kedokteran memang dituntut untuk terus dan selalu belajar. Bukan hanya belajar dari apa yang diajarkan dosen, namun untuk menghadapi segenap kegiatan akademik itu tak jarang jam tidur pun terpotong begitu banyak. Misalnya saja besok ada jadwal tutorial, maka setidaknya malam sebelumnya mahasiswa harus menyiapkan bahan apa yang harus mereka pelajari untuk kemudian dibahas dalam tutorial, itu kalau besoknya tutorial saja. Nah, kalau akan ada responsi, ya harus belajar juga untuk responsinya. Selain segudang kegiatan akademik itu, ternyata banyak mahasiswa kedokteran yang cukup sibuk dengan organisasinya. Sebut saja mereka-mereka yang sering sekali rapat di sekre X, atau hanya sekedar duduk-duduk di sekre itu. Entah bagaimana, dengan 24 jam yang mereka miliki, mereka bisa menangani segala kesibukan tersebut. Namun, bagaimana cara mereka menjaga diri agar tidak mudah jatuh sakit. Salah satu jawabannya adalah dengan rajin berolah raga.
Arsip:
artikel kesehatan
Pada edisi kali ini kita akan membahas tentang Sirkumsisi atau biasa dikenal oleh masyarakat awam dengan Sunat/Khitan.
Bagaimanakah prosedur Sirkumsisi itu ?
Sirkumsisi merupakan sebuah proses memotong sebagian kulit penutup depan dari kepala penis pada organ intim pria .
Lalu pentingnya sirkumsisi itu untuk apa ?
Tujuannya untuk menjaga kebersihan organ penis. Sebab, di balik kulit penutup itu merupakan tempat persembunyian ideal bagi kotoran, virus, dan bakteri yang terbawa oleh urin.. Namun ternyata, sirkumsisi bukan hanya sebuah kegiatan yang dilakukan untuk memenuhi kewajiban agama saja, dari sudut pandang medis pun sirkumsisi memiliki berbagai macam manfaat, walaupun memang tetap ada beberapa pihak yang mengatakan bahwa sirkumsisi tidak memiliki manfaat.