Syncope atau pingsan merupakan kejadian yang cukup sering kita temui di kehidupan sehari-hari. Saat sekolah dulu, sering kita melihat teman-teman kita yang jatuh pingsan saat upacara. Bahkan sekarang pun tidak jarang kita menemui orang-orang yang pingsan saat sedang berlari di GSP atau berolahraga di pusat kebugaran. Sebenarnya, apa sih syncope itu? Apa saja penyebabnya dan bagaimana cara menanganinya?
Syncope atau pingsan didefinisikan sebagai proses hilangnya kesadaran sementara yang nantinya dapat kembali lagi ke kondisi normal secara spontan. Hilangnya kesadaran ini juga disertai dengan hilangnya kekuatan otot, sehingga korban akan merasa lemas dan kemudian terjatuh.
Pada dasarnya, syncope disebabkan oleh kurangnya suplai darah ke otak sehingga akan mengganggu aktivitas reticular activating system di batang otak yang pada keadaan normal membuat manusia terjaga. Kejadian ini dapat dipicu oleh keadaan-keadaan seperti:
- Anemia
- Dehidrasi
- Suhu yang terlalu panas
- Hipotensi orthostatic (penurunan tekanan darah sebanyak 20-30mmHg setelah perubahan posisi)
- Hipoglikemi atau kelaparan
- Stress berat
- Olahraga yang terlalu berat
- Konsumsi obat-obatan
Kejadian syncope biasanya didahului oleh gejala-gejala seperti:
- Keringat dingin
- Mual dan ingin muntah
- Mata berkunang-kunang
- Dada berdebar-debar
- Kepala terasa ringan
Apabila kamu menemui orang dalam keadaan seperti ini, maka penanganan yang dapat kamu lakukan untuk mencegah syncope adalah:
- Jauhkan korban dari keramaian
- Periksa jalan napas, frekuensi napas, dan sirkulasi korban
- Longgarkan pakaian korban
- Baringkan korban dalam posisi supinasi
- Buka jalan napas korban
Namun, apabila kamu menemukan korban dalam kedaaan tidak sadarkan diri dan sudah mengalami syncope, maka penanganan yang dapat dilakukan adalah:
- Jauhkan korban dari keramaian, pindahkan korban ke tempat yang aman
- Baringkan korban dalam posisi supinasi
- Periksa airway, breathing, circulation korban; pastikan denyut nadi dan pernapasan korban masih terdeteksi (apabila tidak ada, segera panggil bantuan dan lakukan BLS apabila berkompetensi)
- Buka jalan napas korban
- Longgarkan pakaian korban
- Tinggikan kaki korban 15-30cm untuk memperlancar aliran darah ke otak
- Usap dahi dan wajah korban dengan lap basah
- Berikan bau-bauan yang merangsang di daerah hidung (minyak kayu putih, parfum, dll)
- Apabila korban SUDAH SADAR, berikan air mineral atau cairan isotonic pada korban
Panggil bantuan medis atau ambulans (0274 587333 / 0274 118) apabila:
- Korban mengalami pingsan yang berulang
- Korban memiliki riwayat kelainan jantung
- Korban tidak sadar dalam waktu 4-5 menit
- Korban hamil atau berusia lebih dari 40 tahun
Hal-hal yang TIDAK BOLEH dilakukan pada korban syncope:
- Meninggikan kepala à menyebabkan suplai darah di otak berkurang
- Memindahkan korban ketika dicurigai mengalami cedera spinal
- Memberikan cairan atau makanan sebelum korban sadar penuh à resiko tersedak
- Menampar atau menyiram wajah korban à tidak terbukti secara empiris dapat menyadarkan korban dan tidak etis
Referensi:
- Buku panduan diklatsar 2014
- Moya, et al. Guidelines for the Diagnosis and Management of Syncope. European Heart Journal. 2009
Pritania Astari, TBMM 23