Bosen kuliah terus? Capek? Butuh piknik? Mau main tapi wacana terus? Tenang, Panacea siap membuat mainmu menjadi antiwacana dengan Panacea Goes Wild (PGW).
Nah PGW kali ini kita mendaki ke Gunung Merbabu. Yak betul, Gunung Merbabu merupakan salah satu gunung di provinsi Jawa Tengah dengan ketinggian 3.145 meter di atas permukaan laut.Penasaran cerita kami? Check this out!
Seperti biasa kami berkumpul dulu di markas Panacea, nah untuk kali ini kami kumpul tanggal 4 Mei 2016 pukul 17.00 dan rencananya berangkat pukul 18.00. Tapi karena beberapa orang belum datang akhirnya kami baru berangkat pukul 21.00. Sebelum berangkatpun kami sempat berdiskusi mengenai kendaraan yang digunakan, tapi tenang akhirnya kami berangkat juga dengan 2 mobil dan 4 motor.
Nah pada awalnya kami akan mendaki melalui jalur Selo, tetapi karena kondisi jalan menuju ke sana sedang dalam perbaikan dan tidak memungkinkan untuk dilewati mobil, akhirnya kami mengambil keputusan untuk melalui jalur Suwanting. Lama perjalanan Jogja-basecamp seharusnya hanya kurang lebih 2 jam, namun karena terdapat perbaikan jalan dan sempat terhenti untuk mengambil keputusan, akhirnya kami sampai di basecamp Suwanting pukul 01.30. Setelah sampai di basecamp, beberapa dari kami langsung tidur dan ada yang menonton pertandingan sepak bola.
Tak terasa jam sudah menunjukkan waktu untuk sholat subuh, kamipun bangun kemudian sholat dan mulai mempersiapkan segala sesuatu untuk mendaki. Sebelum mendaki kami tidak lupa untuk sarapan. Makanan apa yang enak dimakan ketika dingin? Yups betul sekali, gorengan dan segelas teh manis hangat sebagai teman sarapan kami.
Sekitar pukul 09.30 kami mulai perjalanan kami mendaki Gunung Merbabu. Ketika melewati jalur Suwanting, kami akan menemui 3 pos pemberhentian dan 2 pos air. Akhirnya kami berangkat setelah mendengarkan penjelasan dan tentu saja membayar tiket retribusi. Selama perjalanan menuju pos 1 kami melewati ladang warga dan tak jarang kami bertemu dengan warga disana. Jalan yang kami lalui masih berupa tanah merah yang kalau hujan menjadi sangat licin. Kurang lebih kami membutuhkan waktu 30 menit untuk sampai di pos 1 (Lembah Lempong). Pos 1 berada di hutan pinus, sebelum kami memasuki hutan pinus tersebut kami diwajibkan untuk memberi salam sesuai keyakinan kami. Setelah beristirahat sejenak, kamipun melanjutkan perjalanan kami.
Untuk mencapai pos 2 (Selter Bendera), perjalanan kami tidak mudah. Kondisi jalan yang menanjak, cukup licin dan banyak batu membuat kami harus berhati-hati ketika melangkah. Perjalanan menuju pos 2 membutuhkan waktu kurang lebih 2,5 jam dengan istirahat di empat lembah yang ada (Lembah Gosong, Lembah Cemoro, Lembah Ngrijan, dan Lembah Mitoh). Akhirnya kami sampai di pos 2. Dan tak jauh dari pos 2 terdapat pos air pertama.
Setelah istirahat sejenak di pos 2, kami kembali melanjutkan pendakian kami ke pos 3 (Ndampo Awang), sebelum memasuki kawasan lembah Manding, kami kembali diwajibkan untuk memberikan salam. Jalur menuju pos 3 merupakan jalur terberat karena kondisi jalan yang sangat menanjak dan licin, sehingga kami disarankan untuk beberapa kami mengambil jalan memutar. Tak jarang selama perjalanan kami harus mengantri, karena banyak orang yang mendaki bersama kami, selama perjalananpun kami sering berbincang dan saling memberikan semangat dengan pendaki lain. Akhirnya kami sampai juga di pos air kedua. Di pos air tersebut, beberapa dari kami ada yang beristirahat sejenak dan ada yang sudah tidak sabar ingin sampai di pos 3. Untuk mencapai pos 3 kami melewati sebuah bukit. Dari bukit tersebut kami sudah bisa melihat dengan jelas gunung-gunung di sekitar gunung Merbabu. Tak lupa kami mengabadikan pemandangan tersebut. Setelah dirasa cukup berfoto ria, kami melanjutkan menuju pos 3. Akhirnya kami sampai juga di pos 3 pukul 16.30 🙂
Dengan segera kami mengeluarkan makan siang kami dan menyantapnya dengan lahap. Kemudian kami membangun tenda dan sholat. Kami pun mengeluarkan semua logistik kami, dan betapa kagetnya kami ketika mengetahui bahwa persediaan logistik kami cukup untuk membuka warung disana. Sekitar pukul 18.00 kami memulai untuk memasak makan malam kami, dan akhirnya kamipun makan malam. Sebelum makan malam dimulai, kami sempat merayakan ulang tahun salah satu teman kami. Tak ada kue yang kami berikan namun hanya tumpeng mini hasil masakan bersama dan untaian doa yang diberikan.
Perut kenyang, hati senang, kantukpun datang. Yah akhirnya kami semua mulai mengantuk dan pergi tidur, waktu itu jam munjukkan pukul 20.00. Pagipun datang. Pada pukul 03.00 kami mulai bangun dan bersiap menuju puncak Kenteng Sanga. Tepat pukul 03.30 kami memulai perjalanan kami. Untuk sampai ke puncak Kenteng Sanga, kami melalui tiga sabana dan dua puncak lainnya, yaitu puncak Suwanting dan puncak Triangulasi. Ketika sampai di puncak Suwanting, kami berhenti sejenak untuk sholat. Dan akhirnya pukul 05.35 kami sampai juga di puncak Kenteng Sanga. Pada saat kami sampai, puncak Kenteng Sanga sudah penuh sesak. Di sini akhirnya kami menyadari betapa besarnya kuasa Tuhan dan betapa kecilnya manusia dibandingkan dengan alam sekitar. Kami berada di puncak Kenteng Sanga sampai sekitar pukul 08.00. Seperti biasa, di puncak Kenteng Sanga kami mengambil beberapa foto. Setelah dirasa puas, kami pun turun untuk kembali ke pos 3. Ketika turun, kami sempat berhenti untuk mengambil sebuah video.
Setelah sampai di pos 3, kami langsung memasak sarapan kami dan mulai membereskan barang-barang. Sekitar pukul 11.30 setelah kenyang dan semua barang siap, kami mulai turun menuju basecamp. Perjalanan turun kami tidak lebih mudah dibandingkan dengan perjalanan naik, karena kondisi tanah yang lebih licin. Ketika kami sampai di pos 1, hujan mulai turun. Ketika kami sampai di basecamp, kami segera menganti pakaian kami yang basah dan tak lupa memesan segelas kopi atau teh hangat. Sebelum pulang ke Jogja, kami menyempatkan diri untuk makan malam. Akhirnya kami kembali ke Jogja pukul 19.00 dan sampai di markas Panacea sekitar pukul 21.00.
Ingin bergabung dengan keseruan lainnya? Yuk ikuti PGW selanjutnya!
Viva Panacea!
Maria Dian Tiarasani, TBMM 24