Lagi belajar buat ujian, lagi jalan-jalan keluar atau lagi mau istirahat tidur setelah berhari-hari begadang setelah ujian? Mau tidur tapi sulit? Wah jangan-jangan kamu insomnia? Tapi apa sebenarnya insomnia itu? Yuk cek selengkapnya dengan baca artikel Panacea ini! 😀
Insomnia merupakan kondisi dimana kita kesulitan untuk tidur atau mempertahankan tidur dalam waktu yang cukup agar merasa segar saat bangun di pagi hari. Insomnia ini merupakan masalah yang sering dialami 1 dari 3 orang di UK, masalah ini juga umum terjadi di lansia.
Gejala yang akan dirasakan pada penderita insomnia diantaranya:
• Kesulitan untuk tertidur
• Berbaring terjaga dalam waktu yang lama di malam hari
• Bangun beberapa kali pada malam hari
• Bangun saat dini hari dan tidak dapat kembali tertidur
• Tidak merasa segar ketika bangun di pagi hari
• Kesulitan untuk tidur siang saat merasa lelah
• Merasa lelah dan sulit berkonsentrasi saat belajar atau bekerja
Episode insomnia bisa datang dan pergi tanpa menyebabkan masalah lain yang serius, namun pada beberapa orang, insomnia ini dapat menetap berbulan-bulan hingga tahunan. Insomnia persisten memiliki dampak yang signifikan pada kualitas hidup sesorang. Hal tersebut dapat mengganggu rutinitas yang biasa dilakukan, mempengaruhi mood, dan dapat menimbulkan masalah hubungan dengan teman, keluarga serta kolega.
Apa sih yang bisa menyebabkan insomnia?
Sebenarnya penyebab yang memicu insomnia tidak terlalu jelas, namun hal-hal berikut sering berhubungan dengan insomnia, diantaranya:
– Stress dan cemas
– Kebiasaan dan lingkungkan tidur tidak baik
o Contoh: tempat tidur yang tidak nyaman, kamar yang terlalu terang, berisik, panas atau dingin
– Faktor gaya hidup
o Contoh: jet lag, meminum kafein (teh, kopi, minuman berenergi) sebelum tidur
– Kondisi kesehatan fisik
o Contoh: gangguan jantung, asma, nyeri sendi
– Kondisi kesehatan mental
o Contoh: depresi, schizophrenia, gangguan panik
– Obat tertentu
o Contoh: antidepresan, obat epilepsi, obat asma
Trus gimana cara kita buat mengatasi insomnia ini?
Ada beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk mengatasi insomnia yang kita alami, yaitu:
– Membuat jam tidur dan bangun yang teratur
– Rileks sebelum waktu tidur – mandi dengan air hangat, mendengarkan musik yang menenangkan
– Tidak menonton televisi atau menggunakan komputer maupun gadget (tablet, smartphone) sebelum tidur
– Sebisa mungkin tidak tidur siang
– Rutin berolahraga , namun tidak disarankan berolahraga minimal 4 jam sebelum tidur
– Hindari makan makanan berat saat tengah malam
– Tidak meminum kopi atau teh beberapa jam sebelum tidur , menghindari rokok dan alkohol
– Jangan berbaring di tempat tidur dengan perasaan cemas akan kekurangan waktu tidur
– Hindari melihat jam karena dapat meningkatkan kecemasan kapan kita akan tertidur
– Menuliskan daftar hal yang dicemaskan dan ide apapun untuk menyelesaikan masalah tersebut sebelum tidur, untuk membantu melupakan hal-hal tersebut hingga pagi hari
– Tidak melakukan kegiatan apapun di tempat tidur selain tidur.
Perlu ke dokter ga ya?
Jika kita mengalami insomnia, kita bisa membuat janji dengan dokter jika kesulitan untuk tertidur atau mempertahankan tidur dan hal tersebut sangat mengganggu aktivitas sehari-hari kita, terutama jika insomnia ini sudah berlangsung selama berbulan-bulan.
Terapi kognitif dan perilaku
Jika mengubah kebiasaan tidur seperti yang disebutkan diatas tidak membantu, dokter akan menyarankan untuk menjalankan terapi kognitif dan perilaku khusus untuk insomnia (CBT-I). Tujuan dari terapi ini adalah mengubah pemikiran dan perilaku yang tidak baik yang mungkin berperan pada insomnia yang dialami. Terapi ini bisa dilakukan dalam kelompok kecil dengan sesama penderita insomnia atau secara individu bersama dengan terapis.
Bisa disembuhin dengan minum obat ga?
Hipnotik (sleeping tablet) adalah obat yang digunakan untuk membantu agar seseorang bisa tertidur. Dahulu obat ini diigunakan untuk mengobati insomnia, namun sekarang ini sudah jarang digunakan. Obat ini hanya digunakan pada kondisi:
– Insomnia berat
– Jika perubahan kebiasaan tidur maupun terapi kognitif dan perilaku tidak berhasil.
Obat tidur diberikan dalam dosis yang paling rendah untuk waktu yang singkat (tidak lebih dari 2-4 minggu).
Antihistamin kan bisa bikin ngantuk, boleh dipakai?
Obat-obatan yg mengandung antihistamin dapat menyebabkan kantuk. Selain itu diawal penggunaan dapat menyebabkan pening, tetapi juga penggunaan ini dapat mengurangi kualitas hidup dan menyebabkan beberapa efek samping diantaranya: mengantuk di siang hari, retensi urin, mulut kering dan kebingungan. Efek tersebut dapat lebih buruk pada usia yang lebih tua. Anti histamin juga dapat memperparah masalah urinasi, menyebabkan sesorang terbangun di malam hari untuk buang air.
Sumber:
http://www.nhs.uk/Conditions/Insomnia/Pages/Introduction.aspx
http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/insomnia/basics/definition/con-20024293
Titania Juwitasari, TBMM 23<!–more–>